Assalamualaikum…salam
sejahtera untuk kita semua, para petani khususnya. Diartikel sebelumnya kita
telah membahas mengenai permulaan atau langkah awal dalam pengelolaan lahan
pertanian kita, mungkin sebagian dari kita mengetahui sedikit tentang hal ini
atau bahkan kebanyakan dari mereka malah mengabaikannya. Pentingnya pengolahan
penyiapam lahan yang harus dilakukan dari awal karena disinilah semua yang kita
harapkan nanti akan tercipta.
Namun
pada kesempatan kali ini kita akan mengulas mengenai desain kebun. Yaitu
kelanjutan dari kegiatan yang telah kita lakukan mengenai persiapan pengelolaan
penyiapan lahan. Lalu bagaimana tentang desain kebun yang akan kita bahas kali
ini. Adapun sebelum kita lanjutkan kita harus tahu apa tujuan dari desain kebun
yang akan kita aplikasikan nantinya. Dibawah ini akan saya jabarkan mengenai
tujuan dari desain kebun.
Tujuan : untuk merencanakan tata ruang dalam kebun
dan afdeling yang terbagi atas beberapa bagian :
v Jaringan jalan,
v Areal pembibitan,
v Saluran air,
v Lokasi afdeling,
v Blok,
v Dan fasilitas lain.
Barulah
kemudian kita akan melanjutkan ketahap berikutnya, yaiu pembukaan lahan yang
akan kita gunakan. Bukan hanya sekedar membuka lalu menanaminya, namun kita
juga harus tahu hal-hal yang perlu diperhatikan. Pembukaan lahan dan penanaman
adalah kegiatan dengan tahapan-tahapan
tertentu :
v pekerjaan harus
sesuai jadwal;
v Sebelum pembukaan
lahan harus ada studi kelayakan;
v Studi kelayakan:
rencana luas kebun, dan tata ruangnya;
v Luas kebun biasa
disesuaikan dengan kapasitas pabrik. Satu pabrik kapsts 30 ton/jam dipasok oleh
lahan ±6000 ha, sedang 60 ton/jam = ±
11.000-12.000 ha;
v Satu kebun dibagi
beberapa afdeling dengan luas 600-800 ha. Tiap afdeling t.a beberapa blok
tanaman dengan luas 16-40 ha/blok;
v Blok sebagai satuan
luas administrasi, semua pekerjaan diperhitungkan perblok;
v Pada areal datar
pembagian blok mudah, untuk areal bergelombang/berombak luasan blok lebih
kecil, kadang sebagai batas blok digunakan batas alam (sungai, jalan, dan
sebagainya);
v Jadwal perlu ditata
karena banyak pekerjaan harus dilaksanakan sebelumnya, mis. Pesan kecambah (3
bulan sebelumnya), pembibitan (1 tahun sebelum penanaman, pemesanan alat berat,
instalasi penyiraman, penyiapan tenaga kerja, kontraktor, dsb);
v Jadwal perlu disesuaikan
dg keadaan setempat, a.l. iklim, sarana, tenaga, dana yang ada;
v Luas afdeling ± 750
ha, luas 1 blok 25 ha (250x1000 m) utk topografi datar. Utk topografi
bergelombang-berbukit 16 ha (200x 800 m). Luas ini terkait dg penetapan
kesatuan contoh daun (KCD);
Dari
uraian diatasl, memang sangat banyak sekali aspek yang perlu kita pelajari,
namun demi memaksimalkan hasil dari pekerjaan yang sesuai dengan harapan kita,
tentulah hal tersebut tiak akan menjadi penghalang atau mungkin akan
menyurutkan niat dan semangat kita dalam bertani dan bercocok tanam.
Karena
perhitungan dan perbandin yang akurat akan menentukan setiap hasil dari proses
yang kita kerjakan. Semoga artikel ini dapat menginspirasi setiap pembaca yang
bersedia meluangkan waktunya untuk berkunjung ke blog pribadi saya.
Terimakasih… Salam petani nusantara
No comments:
Post a Comment